
Kandidat Bupati Lima Puluh Kota dari PKS, Ahlul Badrito Resha (ABR) terus bersilaturahmi dengan masyarakat. Kali ini ABR menyapa warga dari lapau ke lapau, salah satunya di lapau Nagari Kubang, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Selasa malam (9/10).
Lapau sebagai suatu ajang dari “demokrasi Minang” menjadi tempat bagi ABR untuk menyampaikan ide-idenya untuk memajukan Lima Puluh Kota ke depan. Dia maju sebagai kandidat kepala daerah dengan harapan memberikan kemanfaatan yang lebih banyak di tengah masyarakat.
“Lima Puluh Kota perlu perbaikan. Program pembangunan infrastruktur mesti gencar di Lima Puluh Kota. Oleh karena itu, kepala daerah harus memiliki kapasitas dan jaringan, tidak hanya mengandalkan APBD kabupaten namun juga bisa mencari anggaran baik dari pemerintah provinsi maupun dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Salah satu pembangunan infrastruktur yang menjadi ide dan program ABR adalah pembangunan normalisasi Batang Harau. Program ini bakal membuat jalur pengembangan wilayah baru di sepanjang sungai Batang Harau dari Harau sampai Taram.
“Kita bisa bercermin dari konsep Normalisasi Batang Agam di Payakumbuh pada masa wali kota bapak Riza Falepi dalam mengantisipasi pertumbuhan daerah ke depan. Di samping itu program Normalisasi Batang Harau diharapkan dapat menyelesaikan masalah banjir di Taram maupun Harau yang terjadi dari tahun ke tahun,” tuturnya.
Pembangunan jalan-jalan di Lima Puluh Kota juga menjadi program prioritas ABR di bidang infrastruktur karena jalan adalah urat nadi yang menumbuhkan ekonomi masyarakat dan menunjang pengembangan pariwisata. Di samping itu, pembangunan fasilitas olahraga juga diperlukan untuk pemberdayaan generasi muda.
Selain infrastruktur, ABR menyampaikan bahwa Lima Puluh Kota juga membutuhkan program yang dapat mendatangkan perputaran banyak uang sehingga ekonomi masyarakat semakin bergeliat. Oleh sebab itu, ABR bakal menjalankan program peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian dan perkebunan.
“Banyak komoditas potensial yang bisa dikembangkan di Lima Puluh Kota. Salah satunya jagung yang menjadi pakan bagi populasi ayam. Lebih kurang 10 juta ekor ayam di Lima Puluh Kota, membutuhkan banyak pakan jagung, namun saat ini masih belum terpenuhi sehingga diambil dari luar. Jika kita bisa penuhi sendiri melalui program swasembada jagung di daerah kita, dihitung-hitung akan menghasilkan perputaran uang lebih kurang Rp 1,6 triliun per tahun. Ini tentu akan berdampak besar untuk kesejahteraan warga Lima Puluh Kota,” tuturnya.
Makanya, sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi mayoritas sumber mata pencaharian warga Lima Puluh Kota, sudah seharusnya menjadi perhatian kepala daerah. “Melalui program konkret seperti bantuan bibit, bantuan pupuk, dan bantuan alat pertanian, diharapkan dapat membantu mengembangkan pertanian dan perkebunan di Lima Puluh Kota,” pungkas ABR.






